BREAKING

Category 1

Category 2

Latest Posts

Wednesday 4 September 2013

Gunung Panderman

Gunung Panderman

Mendaki Gunung Panderman

Gunung PandermanDi Kota Wisata Batu tidak hanya menyediakan wisata rekreasi, tetapi ada juga jalur wisata mendaki Gunung Panderman. Gunung ini sudah amat dikenal hingga ke Negeri Belanda. Maklum nama Panderman diambilkan dari nama orang Belanda Van Der Man yang mengagumi gunung tersebut.
Untuk mendaki dengan berjalan cepat hingga ke puncak hanya butuh waktu sekitar dua jam. Bagi pemula mungkin antara tiga sampai empat jam. Meski banyak jalan menanjak tetapi jarak dari kaki gunung hingga ke puncak tidak terlalu jauh.
Jika sampai ke puncak gunung, pendaki bisa menikmati indahnya pemandangan Kota Wisata Batu dan Kota Malang secara lengkap. Jika sampai puncak malam hari, akan terlihat hamparan sinar lampu kerlap kerlip nan mempesona. Dijamin bagi yang sedang berada di puncak tak ingin segera turun.
Setiap malam minggu dan hari libur banyak sekali wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang camping di lereng-lereng gunung itu. Mereka membawa tenda-tenda kecil untuk pelindung saat tidur.
Untuk naik gunung ini dari Kota Malang bisa naik bus lalu minta diturunkan di pertigaan Desa Pesanggrahan. Lalu berjalan kira-kira dua kilometer ke arah barat, dari sana suasana pegunungan mulai terasa.
Kawasan pertama yang akan dilalui jika ingin mendaki adalah kawasan Latar Ombo. Di sini biasa digunakan untuk berkemah sejumlah pendaki. Di sini juga ada sumber air yang jernih yang bisa dipakai cuci muka, mandi kalau mau, dan area di sekitarnya, bisa digunakan untuk memasak bagi pendaki yang akan meneruskan perjalanan naik atau turun. Di pos ini suasananya semakin indah. Gemericik air gunung yang jernih mampu menenangkan hati yang gundah. Sementara, dari situ juga bisa melihat kerlap kerlip sebagian lampu di Kota Wisata Batu. Suara alamnya mampu menggeser bisikan-bisikan setan yang membuat hati gelisah.
Setelah Latar Ombo, ada pos kedua yang bisa dijadikan istirahat sejenak. Pos itu namanya Watu Gede. Di kawasan ini ada batu besar, dari sini pula bisa menikmati pemandangan di bawah dengan cukup lengkap. Meski belum sampai puncak, pos ini sangat menakjubkan.
Bagi pendaki yang ingin membawa oleh-oleh bunga Edelweis, bisa mencari di beberapa semak dan lereng. Meski saat ini semakin jarang, bagi yang beruntung masih mungkin mendapatkan bunga keabadian tersebut.

Outer Journey dari Gunung Banyak

Gunung Banyak tak hanya menjadi obyek wisata yang menarik karena keindahan alamnya. Letaknya di perbatasan wilayah Kota Wisata Batu dan Kabupaten Malang ini juga serasa bisa menjadi tempat untuk menikmati “outer journey”. Ratusan ribu titik lampu warna warni menjadi sajian utama Gunung Banyak di malam hari. Pijaran titik lampu yang berjajar membuat semacam garis tak beraturan seolah hanya tampak seperti cahaya lilin. Sebagian besar titik lampu seukuran terlur puyuh tampak seakan diam. Sebagian lagi bergerak.
Itulah pemandangan yang disajikan Gunung Banyak pada malam hari. Gunung ini terletak di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Wisata Batu, dan berbatasan langsung dengan Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Tinggi gunung kurang lebih 1.300 meter diatas permukaan laut (dpl). Keindahan pemandangan di daratan itu tak selalu tampak. Untuk menikmatinya juga terkadang harus menunggu beberapa saat. Karena, tidak jarang di tengah menikmati keindahan, tiba-tiba kabut turun menyelimuti kawasan ini. Jika sudah begini, semuanya kembali menjadi putih, dan sesekali juga gelap.

DAFTAR GUNUNG DI JAWA TIMUR

DAFTAR GUNUNG DI JAWA TIMUR

Gunung Bromo
GUNUNG SEMERU (3.676 MASL) Aktif
Gunung Semeru
Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko.Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 M hingga akhir November 1973. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.

 
GUNUNG ARJUNA (3.339 MASL)
Gunung Arjuno dilihat dari Malang
Gunung Arjuno (atau Gunung Arjuna, dalam nama kuna) terletak di Malang, Jawa Timur, bertipe Strato dengan ketinggian 3.339 m  dan berada di bawah Pengelolaan Tahura Raden Soeryo. Biasanya gunung ini dicapai dari tiga titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari Lawang, Tretes dan Batu. Nama Arjuno berasal dari salah satu tokoh pewayangan Mahabharata, Arjuna. 


GUNUNG RAUNG (3.332 MASL)
Gunung Raung 
Gunung Raung merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia dan mempunyai ketinggian setinggi 3,332 meter. 


GUNUNG LAWU (3.265 MASL)
Gunung Lawu
Gunung Lawu (3.265 m) terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara)

GUNUNG WELIRANG (3.156 MASL)
Gunung Welirang
Gunung Welirang (atau Walirang, nama kuno) terletak di perbatasan Malang dan Mojokerto yang merupakan sebuah gunung yang terdapat di Jawa Timur, Indonesia. "Welirang" dalam bahasa Jawa berarti belerang. Gunung Welirang mempunyai ketinggian setinggi 3,156 meter
.

GUNUNG ARGOPURO (3.088 MASL)
Gunung Argopuro
Gunung Argapura merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia.
Gunung Argapura mempunyai ketinggian setinggi 3.088 meter. Gunung ini sering juga disebut dengan Argopuro. Gunung Argapura merupakan bekas gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi.

GUNUNG SUKET (2.950 MASL)
Gunung Suket
Gunung Suket adalah sebuah gunung yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Gunung ini terletak berdampingan dengan Gunung Raung. 


GUNUNG BUTAK (2.868 MASL)
Gunung Kawi (sebelah kiri) dan Butak
Gunung Butak adalah gunung stratovolcano yang terletak di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Butak terletak berdekatan dengan Gunung Kawi. Tidak diketemukan catatan sejarah atas erupsi dari Gunung Butak sampai saat ini.

GUNUNG KAWI (2.651 MASL) Aktif 
Gunung Kawi adalah sebuah gunung berapi di Jawa Timur, Indonesia, dekat dengan Gunung Butak. Tidak ada catatan sejarah mengenai letusan gunung berapi ini. Gunung Kawi, terletak di sebelah barat kota Malang merupakan obyek wisata yang perlu untuk dikunjungi bila kita berada di Jawa Timur karena keunikannya, obyek wisata ini lebih tepat dijuluki sebagai "kota di pegunungan". Di sini kita tidak akan menemukan suasana gunung yang sepi, tapi justru kita akan disuguhi sebuah pemandangan mirip di negeri tiongkok zaman dulu.
 

GUNUNG LIMAN (2.512 MASL)
Gunung Liman
Gunung Liman adalah gunung yang terletak di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini berada di sebelah tenggara dari Kota Madiun dan terletak di antara Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Nganjuk.


GUNUNG WILIS (2.552 MASL)
Gunung Wilis dari arah barat
Gunung Wilis adalah sebuah gunung non-aktif yang terletak di Pulau Jawa, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Gunung Wilis memiliki ketinggian 2.552 meter, serta puncaknya berada di perbatasan antara enam kabupaten yaitu Kediri, Tulungagung, Nganjuk, Madiun, Ponorogo, dan Trenggalek. Obyek wisata Gunung Wilis yang paling banyak adalah air terjun, namun belum begitu dikembangkan hingga saat ini. Daerah perbukitan Gunung Wilis pernah dilalui oleh Jendral Sudirman sebelum melakukan serangan sebelas maret ke Yogyakarta.     

GUNUNG BROMO (2.392 MASL) Aktif
Gunung Bromo tampak dari Satelit 
Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.
Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

GUNUNG ANJASMORO (2.277 MASL) 

Gunung Anjasmoro merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Ketinggian gunung ini ialah 2.277 meter. 

GUNUNG IJEN (2.443 MASL) Aktif
Kawah Gunung Ijen
Gunung Ijen adalah sebuah gunung berapi aktif yang terletak di daerah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini mempunyai ketinggian 2.443 m dan telah empat kali meletus (1796, 1817, 1913, dan 1936). Untuk mendaki ke gunung ini bisa berangkat dari Bondowoso ataupun dari Banyuwangi. 
GUNUNG ARGOMAYANG (2.198 MASL) 
Gunung Argomayang adalah sebuah gunung yang terletak di Provinsi Jawa Timur. 
GUNUNG KELUD (1.731 MASL) Aktif
Gunung Kelud (sering disalahtuliskan menjadi Kelut yang berarti "sapu" dalam bahasa Jawa; dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang masih aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar, kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri. 
GUNUNG PENANGGUNGAN (1.653 MASL) Aktif
Gunung Penanggungan
Gunung Penanggungan (ketinggian 1.653 meter di atas permukaan laut) merupakan sebuah gunung yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Letak gunung berapi tidur ini ini berada di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, berjarak kurang lebih 25 km dari Surabaya. Gunung Penanggungan berada pada satu kluster dengan Gunung Arjuno dan Gunung Welirang.
GUNUNG RINGGIT (1.250 MASL) Aktif 
Gunung Ringgit adalah sebuah gunung api di wilayah Klakah, Kabupaten Lumajang. Dari kaki gunung sampai puncaknya terbentang perkebunan yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1912.
GUNUNG BALURAN (1.247 MASL)
Gunung Baluran adalah sebuah gunung di Jawa Timur, Indonesia. Berketinggian 1.247 meter di atas permukaan laut, gunung ini merupakan gunung paling timur di Pulau Jawa dan berada di dalam kawasan Taman Nasional Baluran.

Wednesday 27 February 2013

Jalur Pendakian Gunung Bromo



Jalur Pendakian Gunung Bromo

                Untuk para pembaca yang suka travel namun ingin mendapatkan harga yang murah dan terjangkau, silahkan anda membaca sampai selesai.
                Bagi anda yang memiliki kendaraan pribadi, silahkan menggunakan kendaraan pribadi. Saya sarankan untuk menginap di homestay agar lebih bisa menikmati suasana tanpa harus dikejar waktu ketika melihat sunrise. Kalau ingin langsung melihat sunrise tanpa menginap, perjalanan malam yang harus ditempuh dari kota Pasuruan.
                Bagi anda yang ingin menggunakan kendaraan umum menuju Bromo paling nyaman adalah lewat Probolinggo. Kalau dari Pasuruan juga bisa namun jalan yang dilalui terlalu menanjak. Saya sendiri tepat tanggal 4 Februri 2013 berangkat ke Bromo bersama dua rekan kuliah dan seorang adik kandung laki-laki yang masih duduk di bangku SMA. Setelah beberapa pertimbangan kami memutuskan menuju Bromo melalui Probolinggo. Perjalanan dimulai dari rumah saya, basecamp Kediri-Jawa Timur. 
                Sebaiknya kalau mau ke Bromo paling pas adalah musim kemarau. Namun bulan ini memang cuaca kurang stabil akibat tropical cyclone yang efeknya masih terasa. Karena tekad kami telah bulat jadi apapun yang terjadi di Bromo nanti cukuplah membuat tegarnya hati. Sebelumnya kami berencana naik kereta ekonomi melalui kota Malang, namun tiket sudah kehabisan. Plan selanjutnya menggunakan bus ke Malang, namun  saya mendapat kabar tanggal 2 Februari terdapat titik longsor di daerah Batu yang membuat lalu lintas mancet total. Plan selanjutnya melalui jalur utara, Kediri-Probolinggo.
                Jam 06:40WIB kami berangkat menaiki bus jurusan Trenggalek-Surabaya, turun di terminal Mojokerto dengan cukup membayar Rp 10.000 . Dari terminal jam 08:42WIB langsung oper bus (berwarna kuning) jurusan Mojokerto-Pasuruan biaya Rp 10.000 , bus ini hanya beroperasi sampai sore jadi kalau berangkat malam harus lewat jalur Surabaya dan itu sangat lama. Mojokerto-Pasuruan ini seperti jalur memotong antara Mojokerto-Surabaya-Pasuruan secara otomatis waktunya lebih singkat. Jam 10:50 tiba di terminal Pasuruan, kami istirahat sejenak di mushola terminal sambil mengisi perut. Jam 11:24 kami melanjutkan perjalanan lagi menuju ke Terminal Probolinggo dengan tarif Rp 8.000. Tiba di terminal Probolinggo jam 12:15WIB anda pasti akan langsung disambut oleh Mitsubisi colt yang menuju ke Cemoro Lawang. Ingat, angkutan ini terdapat di luar terminal, banyak terdapat sejenis elf/Mitsubisi Colt. Di dalam angkutan terdapat 19 orang termasuk sopir, jumlah yang terlalu membludak dari jumlah normal 13 orang. Terdapat pasangan turis dari Italia, pasangan orang dari Jepang, 3 orang dari Bali, 7 orang dari NTB, dan 4 orang udik bernama Ayudian Rahma(Kediri), Muhammad Hajar Zakariya(Kediri), Ika Priti(Blora), dan Rizqa Adhary(Bekasi) J . Kami meluncur jam 12:30 hingga sampai Cemoro Lawang jam 13:50WIB. Usahakan penumpang full, kalau tidak angkutan ini tidak akan berangkat atau anda harus menyewa per mobilnya dengan tarif Rp 300.000. Awalnya ongkos saya tawar Rp 15.000 tapi sulit karena tarif disamakan dengan penumpang lokal lain dan rata-rata memang penumpang hanya setuju berapapun tarifnya. Tarif dipatok Rp 25.000

Menuju Cemoro Lawang
                Setelah sampai kami segera meminta nomor handpone pak sopir untuk memudahkan kami berhubungan ketika kepulangan kami besok. Segera cari homestay di daerah dalam pemukiman, harganya lebih murah daripada di dekat jalan, di dekat portal, di dataran lebih atas. Anda hanya perlu berjalan kaki sejenak dan masuk ke sela-sela pemukiman, harganya dijamin miring. Homestay yang ditawarkan tarif mencapai Rp 70.000 – Rp 150.000 per kamar. Untuk satu rumah bisa mencapai Rp 400.000 – Rp 500.000. Untuk anda yang berdompet tebal dan mencari hotel juga tersedia disana. Kami  mendapatkan harga kamar Rp 80.000 setelah beberapa kali penawaran dari harga awal Rp 150.000 Kamar yang kami pilih cukup luas dan berbeda dengan kamar yang di hargai Rp 70.000
Image

                                               Penginapan Kami
                Kamar yang kami sewa berada di rumah kosong yang luas. Ketika kami hanya menyewa satu kamar serasa menyewa satu rumah karena kebetulan  kamar-kamar lain kosong. Tempatnya begitu nyaman dan tidak jauh dari jalur penanjakan 2. Perlu diperhatikan, tarif penginapan biasanya akan lebih mahal ketika anda datang sore hari karena penawaran akan semakin sulit.
                Anda bisa beristirahat atau jalan-jalan di sekitar Cemoro Lawang setelah mendapat penginapan. Di daerah bersuhu rendah biasanya perut cepat lapar, tenang saja karena ada warung makanan bahkan restaurant. Warung yang saya singgahi termasuk ukuran murah, berbagai menu di tawarkan dan jatuh pada pilihan soto ayam dengan harga Rp 12.000 . Soto rasa bintang 5, dilengkapi koya, sayur, telur ayam, dan taburan suwiran daging ayam. Pas dengan harganya.

                                                        Soto Kawah Bromo
                Carilah informasi dari warga sekitar seputar Gunung Bromo, bisa dari warung atau dari orang-orang yang memungkinkan anda jumpai. Selalu ramah dengan warga, sapa dengan ceria dan berikan senyum terbaik, insyaAllah informasi selalu datang kepada anda. Ingat, setiap orang kadang memiliki informasi yang berbeda, jadi jangan terlalu gegabah mengambil keputusan. Kami sempat berbincang-bincang dengan warga dan mendapat berbagai informasi menarik.
Image

Bapak Sopir ( Mirip Pak Jokowi)  :)
Image

                        Warga Asli Tengger-Bromo
                Di Gunung Bromo terdapat kantor vulkanologi yang mendeteksi tentang intensitas kewaspadaan letusan gunung. Menurut warga, letusan yang disebabkan dari bromo tak pernah membuat warga mampu mengungsi. Mereka tetap berada di tempat tinggalnya karena yakin kalau lahar akan terbendung oleh padang dan pegunungan yang mengelilinginya.
                Di daerah sini juga ada air terjun namun jaraknya cukup jauh, akses kendaraan umum tak ada. Ada tempat-tempat menarik pula di Bromo yang perlu dikunjungi. Untuk penyewaan Hardtop menuju ke 4 tempat (maksimal 7 orang) kena tarif Rp 100.000 – Rp 125.000 per orang. Semakin banyak semakin murah. 4 tempat itu yakni: Penanjakan, Gunung Bromo, Padang Savana, dan Pasir berbisik. Untuk penyewaan per hardtop menuju dua tempat (Penanjakan, Gunung Bromo) tarifnya Rp 350.000 – Rp 400.000
                Alternatif lain anda bisa mengendarai Kuda, tarif Rp 70.000 – Rp 100.000 menyebrangi padang menuju ke Gunung Bromo. Ke penanjakan 2  dengan tarif  Rp 30.000 – Rp 50.000 . Saya mendapat kabar dari warga kalau satu minggu  setelah kedatangan kami terdapat ritual dimana tidak boleh ada tenaga mesin yang melewati padang gunung disekiar pure jalan menuju kawah. Dan hanya diperbolehkan melewati dengan tenaga hewan (kuda) atau manusia (jalan kaki). Ritual ini berlangsung selama satu bulan.
                Alternatif yang lebih murah dengan mengendarai Ojek. Harga yang dipatok untuk sekali jalan bisa mencapai Rp 10.000 – Rp 50.000
                Informasi lain yakni tentang portal. Bagi anda yang tidak ingin melewati portal untuk menuju bromo juga bisa, namun anda akan merasakan sensasi via jalan kaki menuju bromo. Setiap orang yang melewati portal per orang harus membayar tiket masuk Rp 6.000 , untuk tiket masuk per hardtop Rp 5.000.
Image

                                                 Sebelum Fajar
                Kalau anda ingin melihat sunrise dari penanjakan 1, berarti anda harus melewati portal. Jaraknya sekitar 9 km dari Cemoro Lawang. Kalau kami melihat sunrise dari penanjakan 2 dan itu sekitar 3 km dari Cemoro Lawang. Kami berjalan dari homestay jam 03:50WIB dan sampai di Penanjakan 2 jam 05:00WIB. Dari sini kami melihat sunrise.

Penanjakan 2
Ayudian, Rizqa, Ika
                Dipenanjakan 2 kami sempat berbincang dengan wisatawan lokal maupun mancanegara. Sempat  pula sedikit berbincang mengenai kekayaan alam di Indonesia bersama turis dari Turkey.

                                   Bersama Wisatawan
                Pukul 06:20WIB kami turun dari Penanjakan dan membeli sedikit oleh-oleh. Pintar-pintarlah dalam menawar harga, tapi juga jangan terlalu rendah mematoknya.
                Setelah selasai melihat sunrise bagi anda yang memakai Hardtop bisa langsung menuju ke Kawah Gunung Bromo. Berbeda dengan kami, kami memilih memotong jalan dari Penanjakan 2 turun melewati lahan pertanian penduduk dan mencari jalan pintas semak belukar menuju ke Padang. Jalan yang kami lalui sekitar 10km.
Image

                                         Potong Jalan
Image

                                              Potong Jalan Lagi
Image

                                               Padang Bromo
                Sebelum sampai di kaki kawah, kami melewati parkiran kendaraan Hardtop, pos Ojek, dan puluhan kuda. Di dekatnya terdapat pula Pure orang Hindu, karena kebanyakan dari suku tengger pemeluk agama Hindu.

                                     Berkuda di Samping Pure
                Untuk mencapai kawah, anda harus menaiki anak tangga menanjak. Semangat!! Semangat!! Sedikit lagi….. :)
Image

                                Anak Tangga Kawah Bromo
Alkhamdulillah akhirnya sampai…..

Kawah Bromo bersama Rizqa (IcuL)
Sekarang giliran anda mencoba….
Silahkan mengunjungi Gunung Bromo,… :)
Image

                   Taklukkan Petualanganmu! :D

rute pendakian gunung bromo




rute pendakian gunung bromo
di poskan oleh; dwy

Bagi anda yang sudah tiba di gunung bromo dan bingung ingin melakukan apa, anda bisa coba untuk melakukan pendakian gunung secara backpacker atau dengan berjalan kaki untuk mencapai puncak gunung bromo, selain bisa melihat pemandangan indahnya gunung bromo secara langsung, anda juga bisa lebih mendapatkan banyak pengalaman dalam pendakian ke gunung bromo. berikut ini salah satu rute yang bisa dilewati untuk mencapai puncak gunung bromo.
Rute Pendakian

Untuk memulai perjalanan menuju gunung Bromo, kita menuju Pos jalan pintas yang berada di ujung desa Ranu Pani, sebaiknya perjalanan dilakukan pada pagi hari, dikarenakan bila kita melakukan perjalanan pada pada sore atau malam hari, selain samarnya rute perjalanan, juga terdapat anjing liar yang dapat menyerang kita setiap saat. Atau kita juga bisa melakukan perjalanan dengan menyewa jeep yang banyak di sewakan di desa ranu pani, dengan harga sewa mencapai 500.000,- dengan lama perjalanan sekitar 2 jam menggunakan jeep atau dengan jalan kaki sekitar 4 jam perkalanan dengan jarak tempuh sekitar 12km.

Setelah sampai di batas akhir desa Ranu Pani terdapat Pos istirahat yang berada diatas bukit, melihat kebawah bukit pemandangan begitu indah dan jalur perjalanan menuju gunung bromo begitu terlihat. Perjalanan dilanjutkan dengan menuruni bukit yang cukup curam, kita perlu extra hati-hati karena selain jalurnya sempit juga tertutup oleh semak-semak yang tinggi. Bukit ini sangat terjal dan memanjang mengelilingi kompleks gunung Bromo.




Sampai di bawah bukit kita akan menemui padang rumput yang begitu luas dengan rumputnya yang tinggi, padang rumput yang memanjang ini menuju ke gunung bromo yang diapit oleh dua bukit disisinya. Setelah berjalan sekitar 2 jam melewati padang rumput yang luas dan sangat panas, kita akan sampai pada lautan pasir, perjalanan melewati lautan pasir begitu berat, selain gersang sinar matahari begitu terik sehingga membakar bia kulit, walaupun angin di padang pasir ini begitu dingin, berbeda dengan angin di padang rumput yang terasa panas.





Begitu beratnya perjalanan di padang pasir dengan terik matahari yag begitu menyengat kita menempuh perjalanan mengelilingi gunung bromo dari belakang dengan rute perjalanan yang agak membingungkan, setelah sampai disisi timur bagian gunung bromo, terlihat jalur untuk menuju puncak. Dengan melewati jalur yang sangat sempit dan berliku kita menuju puncak Gunung Bromo. Ditengah hari yang sangat panas dan cukup melelahkan, jalur yang dilewati naik turun dan bisa mengakibatkan longsor membuat kita perlu berhati-hati. Mendekati puncak bromo sudah tercium bau belerang.





Dari puncak bromo tampak kawah Gunung Bromo yang masih aktif, di dasar kawah terlihat warna keemasan belerang dan kepulan asap putih yang menjulang ke atas, menyebarkan bau belerang. Untuk menuruni Puncak gunung Bromo kita bisa memilih melewati jalan yang yang biasa dipergunakan oleh para wisatawan, dengan menuruni anak tangga yang begitu panjang dan cukup melelahkan. Setelah sampai dibawah, banyak para penduduk local yang siap dengan kudanya untuk disewakan.

Untuk menuju cemoro lawang kita bisa menggunakan kuda yang disewakan atau kita bisa meneruskan dengan bejalan kaki dengan melewati lautan pasir dan mendaki bukit untuk menuju cemoro lawang. Dari cemoro lawang perjalanan kita lanjut dengan kendaraan umum menuju kota Probolingo.












Informasi Pendakian Gunung Semeru



SEMERU - Informasi Pendakian Gunung Semeru

INFORMASI PENDAKIAN GUNUNG SEMERU

Merah Putih di Puncak Mahameru (3.676 Mdpl)
Gunung Semeru memiliki ketinggian 3.676 Mdpl, merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa, dan gunung berapi tertinggi nomor 3 di Indonesia setelah Gunung Kerinci (3.805 Mdpl) dan Gunung Rinjani (3.726 Mdpl).

Semeru hanya memilik satu jalur pendakian yaitu melalui Desa Ranupani, Lumajang. Untuk menuju Ranupani, dari arah Malang (Terminal Arjosari) pendaki bisa menggunakan angkutan umum jalur TA (Tumpang-Arjosari) dan turun di pasar Tumpang. di pasar Tumpang pendaki bisa menggunakan hartop atau jeep untuk menuju Desa Ranupani, tarif kendaraan ini adalah Rp 450.000 per jeep (September 2011), satu jeep bisa di isi 10 sampai 15 orang. Pendaki juga bisa menggunakan truk untuk ke Ranupani dengan tarif Rp 30.000 per orang, hanya saja truk menuju desa Ranupani berangkat dari Tumpang sekitar jam 5.00 sampai jam 7.00 pagi. 

Akses Transportasi :
Malang [Terminal Arjosari] - Tumpang (angkutan umum Rp.5000)
Tumpang - Ranupani (jeep Rp 450.000/jeep, truk Rp 30.000/orang)
Perijinan Gunung Semeru:
Surat Kesehatan (Puskesmas Tumpang Rp 5.000)
Karcis Masuk TNBTS (Rp 2.500/orang)
Asuransi (Rp 2.000/orang)
Surat Ijin Pendakian (Rp 5.000/kelompok)
Foto copy KTP

Pendaki bisa mengurus Surat Ijin Pendakian di Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di dekat Pasar Tumpang, atau di Pos Perijinan di Desa Ranupani
Pendaki mulai berjalan kaki mulai dari Ranupani
Rute/ Jalur Pendakian Gunung Semeru :
-Ranupani - Ranu Kumbolo (4 jam)
-Ranu Kumbolo - Kalimati (3 jam)
-Kalimati - Arcopodo (1 jam)
-Arcopodo - Puncak Mahameru (5 jam)
Total jarak antara Ranupani - Puncak adalah sekitar 17 Km.. Tujuh belas kilometer yang sangat menakjubkan. sepanjang jarak itu pendaki akan disajikan pemandangan dan panorama alam yang luar biasa..
Memoriam Soe Hok Gie di Puncak Mahameru

Semeru



Semeru


Koordinat: 8°06′43″LS,112°55′20″BT
Gunung Semeru

Semeru, 1985
Ketinggian 3.676 meter (12.060 kaki)
Daftar Ribu
Lokasi
Lokasi Jawa , Indonesia
Koordinat 8°6′28.8″LS,112°55′12″BT
Geologi
Jenis Stratovolcano (aktif)
Letusan terakhir 2008 (berlanjut)
Pendakian
Rute termudah Gubugklakah, Burno
Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko.
Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Posisi gunung ini terletak di antara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06' LS dan 120°55' BT.
Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 M hingga akhir November 1973. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.

Daftar isi

Perjalanan


Jembatan di jalan lewat selatan Semeru (1937)

Ranu Regulo pada tahun 1930-an
Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung Semeru pulang-pergi. Untuk mendaki gunung semeru dapat ditempuh lewat kota Malang atau Lumajang. Dari terminal kota malang kita naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya per orang Rp.20.000,- hingga Pos Ranu Pani.
Sebelumnya kita mampir di Gubugklakah untuk memperoleh surat izin, dengan perincian, biaya surat izin Rp.6.000,- untuk maksimal 10 orang, Karcis masuk taman Rp.2.000,- per orang, Asuransi per orang Rp.2.000,-
Dengan menggunakan Truk sayuran atau Jip perjalanan dimulai dari Tumpang menuju Ranu Pani, desa terakhir di kaki semeru. Di sini terdapat Pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Bagi pendaki yang membawa tenda dikenakan biaya Rp 20.000,-/tenda dan apabila membawa kamera juga dikenakan biaya Rp 5.000,-/buah. Di pos ini pun kita dapat mencari porter (warga lokal untuk membantu menunjukkan arah pendakian, mengangkat barang dan memasak). Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni Ranu Pani (1 ha) dan Ranu Regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.
Setelah sampai di gapura "selamat datang", perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam.
Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala.
Setelah berjalan sekitar 5 km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi bunga edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Di sini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.

Ranu Kumbolo
Di Ranu Kumbolo dapat didirikan tenda. Juga terdapat pondok pendaki (shelter). Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kemudian mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau. Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel.
Selanjutnya memasuki hutan cemara di mana kadang dijumpai burung dan kijang. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.
Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.
Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi. Di Kalimati dan di Arcopodo banyak terdapat tikus gunung.
Untuk menuju Arcopodo berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir.
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor.

Gas beracun


Puncak Mahameru
Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Gas beracun ini dikenal dengan sebutan Wedhus Gembel (Bahasa Jawa yang berarti "kambing gimbal", yakni kambing yang berbulu seperti rambut gimbal) oleh penduduk setempat. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajat Celsius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celsius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada bulan November 1997 Gunung Semeru meletus sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Material yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng selatan Gunung Semeru dan telah memakan beberapa korban jiwa, walaupun pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang sangat menarik.
Soe Hok Gie, salah seorang tokoh aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia, meninggal di Gunung Semeru pada tahun 1969 akibat menghirup asap beracun di Gunung Semeru. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis.

Iklim

Secara umum iklim di wilayah gunung Semeru termasuk type iklim B (Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan 927 mm - 5.498 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 136 hari/tahun dan musim hujan jatuh pada bulan November - April. Suhu udara dipuncak Semeru berkisar antara 0 - 4 derajat celsius.
Suhu rata-rata berkisar antara 3°c - 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°c - 21°c. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.

Taman nasional


Ranu Darungan pada tahun 1920-an
Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar. Terdapat beberapa gunung di dalam Kaldera Gn.Tengger antara lain; Gn.Bromo (2.392m) Gn. Batok (2.470m) Gn.Kursi (2,581m) Gn.Watangan (2.662m) Gn.Widodaren (2.650m). Terdapat empat buah danau (ranu): Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Ranu Darungan.
Flora yang berada di wilayah Gunung Semeru beraneka ragam jenisnya tetapi banyak didominir oleh pohon cemara, akasia, pinus, dan jenis Jamuju. Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominir oleh Kirinyuh, alang-alang, tembelekan, harendong dan Edelwiss putih, Edelwiss yang banyak terdapat di lereng-lereng menuju puncak Semeru. Dan juga ditemukan beberapa jenis anggrek endemik yang hidup di sekitar Semeru Selatan.
Banyak fauna yang menghuni gunung Semeru antara lain : macan kumbang, budeng, luwak, kijang, kancil, dll. Sedangkan di Ranu Kumbolo terdapat belibis yang masih hidup liar.

Pendaki pertama


Litografi berdasarkan lukisan Abraham Salm dengan pemandangan desa dan latar belakang Gunung Semeru (1865-1872)
Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah Clignet (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren, selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayek-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.

Legenda gunung Semeru

Menurut kepercayaan masyarakat Jawa yang ditulis pada kitab kuna Tantu Pagelaran yang berasal dari abad ke-15, pada dahulu kala Pulau Jawa mengambang di lautan luas, terombang-ambing dan senantiasa berguncang. Para Dewa memutuskan untuk memakukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Meru di India ke atas Pulau Jawa.
Dewa Wisnu menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa menggendong gunung itu dipunggungnya, sementara Dewa Brahma menjelma menjadi ular panjang yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan badan kura-kura sehingga gunung itu dapat diangkut dengan aman.
Dewa-Dewa tersebut meletakkan gunung itu di atas bagian pertama pulau yang mereka temui, yaitu di bagian barat Pulau Jawa. Tetapi berat gunung itu mengakibatkan ujung pulau bagian timur terangkat ke atas. Kemudian mereka memindahkannya ke bagian timur pulau Jawa. Ketika gunung Meru dibawa ke timur, serpihan gunung Meru yang tercecer menciptakan jajaran pegunungan di pulau Jawa yang memanjang dari barat ke timur. Akan tetapi ketika puncak Meru dipindahkan ke timur, pulau Jawa masih tetap miring, sehingga para dewa memutuskan untuk memotong sebagian dari gunung itu dan menempatkannya di bagian barat laut. Penggalan ini membentuk Gunung Pawitra, yang sekarang dikenal dengan nama Gunung Pananggungan, dan bagian utama dari Gunung Meru, tempat bersemayam Dewa Shiwa, sekarang dikenal dengan nama Gunung Semeru. Pada saat Sang Hyang Siwa datang ke pulau jawa dilihatnya banyak pohon Jawawut, sehingga pulau tersebut dinamakan Jawa.
Lingkungan geografis pulau Jawa dan Bali memang cocok dengan lambang-lambang agama Hindu. Dalam agama Hindu ada kepercayaan tentang Gunung Meru, Gunung Meru dianggap sebagai rumah tempat bersemayam dewa-dewa dan sebagai sarana penghubung di antara bumi (manusia) dan Kayangan. Banyak masyarakat Jawa dan Bali sampai sekarang masih menganggap gunung sebagai tempat kediaman Dewata, Hyang, dan mahluk halus.

Menurut orang Bali Gunung Mahameru dipercayai sebagai Bapak Gunung Agung di Bali dan dihormati oleh masyarakat Bali. Upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan oleh orang Bali. Betapapun upacara tersebut hanya dilakukan setiap 8-12 tahun sekali hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru. Selain upacara sesaji itu orang Bali sering datang ke daerah Gua Widodaren untuk mendapat Tirta suci.

Aktivitas

Category 3

Category 4

Category 5

 
Copyright © 2013 wisata pendaki
Design by FBTemplates | BTT